KOTA BIMA, KS. - Bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela negara tidak harus menjadi tentara dengan mengangkat senjat...
KOTA BIMA, KS. - Bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela negara tidak harus menjadi tentara dengan mengangkat senjata.
Demikian yang disampaikan oleh pemateri Kolonel Heri Siswanto, saat memberikan materi pada acara sosialisasi Bela Negara melalui aplikasi Zoom Rabu kemarin.
"Bela negara buka saja di medan tempur dan mengangkat senjata. Tapi bisa dilakukan dengan berbagai kapasitas, kreatifitas sesuai dengan profesi yang dapat membangun dan menjaga keutuhan negara, " Ujarnya. Rabu saat mereka jadi pemateri di acara tersebut.
Sosialisasi bela negara diakhir tahun ajaran baru 2020 yang masih tetap menggunakan metode belajar di rumah, yang diberikan melalui metode Daring (dalam jaringan) Zoom Meeting.
Kolonel Siswanto saat memberikan Materi pada Acara Sosialisasi Bela Negara Melalui Aplikasi Zoom. Tampak salah seorang peserta sedang mengikuti pemaparan pemateri. |
Kementerian Pertahanan RI, menyelenggarakan kesadaran bela negara yang di pusatkan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan berlangsung 10-11 November 2020 dengan peserta berjumlah 300 orang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan , tokoh ada , mahasiswa dan organisasi masyarakat di seluruh Kota dan Kabupaten di Nusa Tenggara Barat.
Menurut salah seorang pemateri dari Kementerian Pertahanan RI, Kolonel Heri Siswanto, kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun sikap mental dan karakter warga negara Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila dan ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara.
“ Semangat bela negara bisa dimotori oleh kawan kawan Pers,” ujar Heri, di Mutmainah Home Stay, Kota Bima, 11 November 2020.
Di samping itu, kata Heri, kegiatan ini dapat .mendorong para generasi muda memanfaatkan media sosial sebagai media untuk bela negara. Sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar kelima di dunia, Indonesia mestinya tidak hanya menjadi konsumen teknologi.
Lebih dari itu, Indonesia harusnya mentransformasikan media untuk memperkuat perekonomian, mempererat persatuan bangsa, mendorong literasi media, mencegah berita hoax, dan menjaga Pancasila dari rongrongan ideologi transnasional.
Heri menjelaskan, bela negara bukan hanya penting di masa revolusi kemerdekaan, tetapi juga masa kini. Tantangan ekonomi global seperti konflik perbatasan, pertarungan ideologi, perubahan iklim hingga kondisi krisis akibat pandemi adalah juga ancaman terhadap kesatuan dan kelangsungan negara. Dalam sistem pertahanan semesta, seperti amanat UU No 3 Tahun.(KS/MUL)
COMMENTS