Sulaiman MT SH BIMA, KS. - Sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Bima seperti Sulaiman MT SH dan Rafidin S.Sos mengaku khawatir menumpuknya puluh...
Sulaiman MT SH |
BIMA, KS.- Sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Bima seperti Sulaiman MT SH dan Rafidin S.Sos mengaku khawatir menumpuknya puluhan ribu ton beras di gudang Perum Bulog.
Pasalnya menurut keduanya, jika hal itu terus dibiarkan dan tidak ada solusi, pihak Bulog dipastikan akan menunda sementara menyerap atau membeli gabah petani lokal.
"Menumpuknya beras di gudang Bulog akan memberikan dampak negatif bagi petani kita," ujar Sulaiman, belum lama ini.
Duta Gerindra ini menilai dampak negatif yang akan terjadi yakni anjloknya harga gabah dan berat pada saat panen raya. Penyebabnya Perum Bulog tidak lagi maksimal menyerap atau membeli karena di Gudang stoknya menumpuk.
"Jelas petani kita akan rugi, gabah dan beras hasil panen tidak ada yang beli, harganya anjlok. Tidak mungkin Bulog membelinya karea stok beras di gudang sudah banyak," ujarnya.
Rafidin,S.Sos |
"Stop beli beras ke perusahaan atau swasta. Saya minta Pemkab Bima dalam hal ini Dinsos tidak lagi membeli beras ke swasta tapi harus ke Bulog," ujarnya.
Meski harga berbeda, namun kualitas atau mutu beras dari Bulog jauh lebih bagus ketimbang dibeli ke pihak swasta. Pasalnya hal itu telah terjadi Tahun 2020 lalu, beras yang dibeli Dinsos dari swasta untuk program JPS Bima RAMAH kondisinya bau dan membatu.
"Beras Bulog diserap dari petani lokal. Sementara beras dari swasta tidak jelas diserapnya darimana," ujarnya.
Selain itu, Rafidin juga meminta Dinsos untuk segera menghentikan kerjasama dengan pihak swasta terkait pembelian atau pengadaan beras untuk kebutuhan warga penerima bansos.
"Pengadaan beras dari luar harus segera distopkan karena beras lokal kita juga sangat banyak dan melimpah, hanya saja tidak maksimal terserap," pungkasnya.KS.AQ01)
COMMENTS