Keberadaan sapi pejantan di wilayah Bima NTB saat ini nyaris tak ada lagi, sehingga membuat pengusaha dan pedagang resah. Mereka berharap ag...
Keberadaan sapi pejantan di wilayah Bima NTB saat ini nyaris tak ada lagi, sehingga membuat pengusaha dan pedagang resah. Mereka berharap agar pemerintah Daerah juga pemerintah Propinsi NTB memberikan ijin masuk bagi pengusaha untuk bisa membeli sapi pejantan di wilayah propinsi lain seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk dibawa m asuk di Bima.
BIMA,KS.- Salah seorang pengusaha, Muziburahman mengaku resah dengan kebijakan pemerintah DAerah Kabupaten Bima, juga Pemerintah Propinsi NTB yang tidak memberikan ijin masuk sapi dari wilayah NTT, dengan alasan bahwa sapi dari luar Daerah NTB tidak layak dikosumsi.”Itu alasan yang tidak jelas. Kenapa sapi dari NTT dibawa ke Jakarta untuk keperluan qurban kemarin laku dibeli oleh warga di Jakarta, begitu juga dibawa ke daerah lain, sapi dari NTT habis semua terjual oleh pedagang di NTT,” ungkap pedagang asal Monta ini.
Ia juga mengaku bahwa sapi pejantan di Bima hampir habis karena lahan untuk pelepasan ternak sapi bagi warga Bima juga habis dibabat oleh warga untuk kepentingan pertanian, baik jagung maupun untuk penanaman bawang merah dan kebutuhan pertanian lainnya.
“Kasihan ternak di bima ini hampir habis disemua wilayah Kecamatan. Dulu di Donggo dan soromandi paling banyak ternak, sekarang hampir habis. Warga bahkan berlomba lomba jual sapi dan kerbau karena focus tanam bawang merah dan jagung,” tuturnya.
Begitu juga di wilayah kecamatan lainnya, semua warga berlomba lomba mejual ternak demi menfokus untuk tanam jagung dan bawang merah. Apalagi sekarang harga jagung naik terus, begitu juga harga bawang merah tetap posisi seperti biasanya.
“Semoga pemerintah daerah kabupaten dan propinsi NTB membuka peluang ijin masuk ternak dari NTT untuk masuk di wilayah NTB,”harapnya.(KS-Mus05)
COMMENTS