KOTA BIMA, KS- Warga Kelurahan Monggonao, Kecamatan Mpunda Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), digegerkan dengan temuan mayat, ...
"Korban ditemukan oleh rekannya Ismail dalam kondisi mulut mengeluarkan darah," jelas Kasatreskrim Polres Bima Kota, M Rayendra yang dikonfirmasi, selasa (29/11/2022).
Korban diduga meninggal dunia karena kelaparan, karena sebelum ditemukan meninggal, dia dilaporkan tidak makan nasi sejak minggu malam. Dalam rentang waktu itu, korban hanya terlihat minum kopi dan mengisap beberapa batang rokok.
"Pengakuan rekannya bernama Ririn Haryanto, korban belum makan nasi sejak minggu malam, " terang dia.
Kemudian pada senin siang, korban sempat mengeluhkan ada rasa sakit dibagian pinggang. Dia lalu meminta bantuan Ririn untuk memijat, sekedar penawar rasa sakit yang dikeluhkan.
Setelah memijat korban, Ririn kemudian memasak nasi. Berikutnya lalu memilih keluar asrama untuk bermain dihalaman Ponpes setempat. Sementara korban saat itu memilih untuk istrahat ditempat tidur.
"Korban sempat kasih tahu temannya untuk istrahat," terang dia.
Setelah ditinggal oleh Ririn, sat itu korban didatangi oleh salah seorang rekannya bernama Ismail sekira Pukul 19.30 Wita. Kedatangan Ismail untuk meminjam sepeda motor milik korban.
Sayangnya, setelah berulang kali dipanggil oleh Ismail, tidak ada jawaban dari korban. Lantas Ismail kemudian masuk ke kamar dan kaget melihat korban dalam kondisi tengkurap dengan mengeluarkan darah di mulut.
"Ismail mencoba membangunkan korban, tapi tidak membuahkan hasil. Setelah dicek, tidak ada denyut nadi korban," terang dia.
Setelah itu, lantas Ismail memanggil sejumlah rekannya yang sedang berada dihalaman Ponpes untuk melihat kondisi kondisi korban secara seksama. Sementara sebagian lain pergi melapor kejadian ke Lurah Monggonao dan Polres Bima Kota.
"Tim Inafis tadi malam sudah turun olah TKP dan membawa jasad korban ke RSUD Bima," terangnya.
Setelah rangkaian olah TKP selesai, jasad mahasiswa semester satu dikampus STIS Bima ini lalu dijemput keluarga untuk dimakamkan di TPU Desa Rite. Mereka kompak menolak melakukan autopsi jasad dan menganggap kematian korban sebagai musibah.
"Keluarga menolak autopsi ditandai dengan dibuatkan surat pernyataan," tandasnya Rayendra.(KS-Has)
COMMENTS