Seiring berkembangnya pertumbuhan penduduk di Kota Bima, juga semakin padatnya wilayah pemukiman warga. Maka, semakin banyak pula gadis-gadi...
Seiring berkembangnya pertumbuhan penduduk di Kota Bima, juga semakin padatnya wilayah pemukiman warga. Maka, semakin banyak pula gadis-gadis muda yang masih dibawah umur menjadi Perempuan Seks Komersial (PSK).
Ilustrasi PSK Belia yang beraktivitas di sejumlah kos-kosan dan Hotel di Wilayah Kota Bima |
KOTA BIMA,KS.- Parahnya, untuk menjajaki pelayanan pelaku hidung belang, gadis-gadis muda tersebut melayani mereka tidak hanya di hotel-hotel, tapi juga melayani di sejumlah kos-kos tertentu, terutama di kos-kosan di Sadia dekat perumahan TV RI, kos-kosan di Monggonao Nusantara, lebih-lebih di wilayah lingkungan Mande 3, seperti kos Ncuhi Bui dan sekitarnya.
Banyaknya PSK yang masih belia tersebut akibat tidak adanya lapangan kerja yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sebagaimana yg di janjikan pasangan Lutfi- Feri Sofyan tahun 2018 lalu. Yaitu, bila menang dalam pilkada 2018 lalu maka akan menyediakan 10 ribu lapanga kerja, mana buktinya?
Menanggapai kondisi Kota Bima yang sangat miris tersebut, salah seorang pemuda Kota Bima Syahrul menilai, bahwa banyaknya tempat prostitusi terutama kos-kos prostitusi membuktikan Walikota Bima H. Muammad Lutfi, SE, Wakil Walikota Bima Feri Sofian, SH, juga jajaran aparat penegak hukum sengaja membiarkan prostitusi yang melibatkan anak-anak dibawah umur semakin merajalela di wilayah Kota Bima tercinta ini.
"Saya berharap sebagai pemuda yang peduli dengan Kota tercinta ini, agar Walikota Bima dan seluruh jajarannya untuk mengambil langkah atau sikap tegas dalam rangka meminimalisir kejahatan prostitusi yg terus meningkat tajam diwilayah Kota Bima," harapnya.
Langkah tegas yg dimaksud Syahrul adalah, Walikota Bima secara langsung mengajak jajaran Polres Bima, Jajaran Kodim 1608 Bima, semua anggota Satpol PP dengan melibatkan Camat, Lurah, RW dan RT untuk melakukan razia disejumlah tempat. Antara lain, Hotel Marina IN dan Marina (lebih khusus), Hotel Lilagraha, Hotel Lambitu, Hotel Komodo (lebih khusus), Hotel 99 (kampung sumbawa) dan sejumlah penginapan lainnya.
"Apabila sejumlah hotel tempat penginapan menyediakan wanita prostitusi secara berangsur-angsur, maka aktifitas postitusi Bima bisa teratasi. Tapi, kalau langkah ini tidak dilakukan oleh Pemkot Bima, berarti Pemkot mendukung kegiatan haram dan berdosa tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, Syahrul mahasiswa yang masih kuliah disalah satu kampus di Kota Bima tersebut juga meminta seluruh jajaran Polsek untuk melakukan razia khusus diwilayah kekuasaanya, terutama hotel-hotel atau penginapan diwilayah Amahami , Tanjung kampung sumbawa, wilayah lingkungan Dara Paruga, juga di hote-hotel wilayah Pasar Raya. Maka, saya yakin dan percaya para PSK lokal maupun regional tak akan berani melakukan aktifitas diwilayah Kota Bima tercinta," pintanya.
Diakhir pernyataannya, Syahrul juga meminta kepada Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE untuk memanggil semua pemilik hotel dan pemilik kos untuk melakukan rapat koordinasi tentang hal-hal tersebutu, apalagi keberadaan hotel-hotel, penginapan lain juga kos-koaan di Kota Bima tidak terlalu banyak memberikan kontribusi PAD bagi Pemerintah Daerah.
Apa gunanya hotel-hotel dan kos-kosan bagi daerah, ketika hotel dan kos bertumbuh banyak tapi tidak memberikan PAD bagi daerah. (KS- TIM)
Coba itu hotel marina di razia saya udah 3 hari nginap disini beuh byk bgt anak2 muda yg check in
BalasHapus