Anggota DPRD Kabupaten Bima, Rafidin S,Sos meminta Polri dan TNI untuk ikhlas melakukan pemberantasan Narkoba di Wilayah Hukum Polres Bima K...
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Rafidin S,Sos meminta Polri dan TNI untuk ikhlas melakukan pemberantasan Narkoba di Wilayah Hukum Polres Bima Kabupaten dan Bima Kota, begitu juga Dompu dan Sumbawa.
 |
| Rafidin S,Sos, Anggota Komisi I juga Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Bima |
BIMA,KS.-Harapan tersebut menyusul adanya gejolak akhir akhir ini terkait banyaknya pamflet yang disebarkan di medsos Facebook dalam Minggu terakhir ini dengan memuat foto atau gambar sejumlah bandar narkoba, baik dari kalangan polri, dewan, elit politisi bandar pilkada, juga sejumlah wajah pengedar, bandar narkoba, serta distributor pupuk juga ikut terseret dalam pamflet yang di unggah sejumlah akun, meski cuma sebentar.
Mantan wartawan Harian Jakarta ini menilai bahwa dari sekian banyak wajah yang diunggah secara berkala atau per kloter itu merupakan strategi atau langkah alternatif pihak tertentu yang menganggap bisnis narkoba di bima itu sudah sangat parah dan membutuhkan gerakan nyata seluruh elemen masyarakat dari berbagai pihak, tidak hanya menumpahkan kepercayaan kepada Polri, TNI dan BNN tapi yang lebih penting adalah gerakan moral seluruh rakyat NTB, khususnya Bima.
"Ada satu pertanyaan besar saya dengan foto atau gambar di pamflet medsos.yaitu, hampir semua foto diambil di profil Whatsaap, Facebook dan google, bukan foto disaat orang-orang tersebut saat pernah diperiksa polisi, atau saat berada dalam tahanan atau sel,"urainya.
Artinya, kata Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Bima ini, bahwa ada indikasi kuat yang membuat atau mendesain tatacara berurutan foto sebelum di share ke medsos adalah pihak-pihak yang pernah berhubungan secara dekat dengan sejumlah foto tersebut, apakah saat menyuruh mereka menjadi informan, menjadi pengedar, menjadi pengecer, menjadi pengepul, menjadi informan atau menjadi bagian dari sindikat narkoba yang beredar di bima selama ini.
"Kalau seandainya benar bahwa sejumlah foto dari kloter pertama sampai kloter enam atau tujuh itu benar adanya hingga 70-80 persen, maka viralnya soal narkoba di bima,diduga kuat bentuk cuci tangan alias so bersih dari kelompok tertentu, yang seakan akan, bahwa yang mengedarkan sabu di bima adalah yang punya foto di medsos akun Facebook, termasuk saya juga digiring menjadi gambar, lantaran para pelaku kejahatan sindikat narkoba takut saya ungkap, siapa sesungguhnya yang mensuplai narkoba di bima ini," terangnya.
Lebih tegas Rafidin menilai, sejumlah nama di gambar medsos Facebook adalah korban dari keserakahan, kezholiman, kemunafikan para oknum aparat penegak hukum yang telah menjadikan daerah Bima sebagai wilayah yang empuk untuk bisnis narkoba, penyelundupan, judi online, miras dan prostitusi.
"Coba pantau di bima sekarang, banyak PSK yang berkeliaran dan keluarga masuk hotel secara bebas, akibat penegakan hukum yang tumpul dari atasan.Bahkan banyak foto anggota yang dianggap terlibat jaringan narkoba, juga menjadi korban keserakahan dari atas,sehingga aparat di bima diadu dengan rakyatnya, sementara pembeking, penyuplai narkoba asik tepuk tangan dan terus membela diri dengan mendoktrin otak-otak anggota bahwa viralnya soal narkoba, akibat adanya keinginan pemerintah pusat ini dan itu,padahal semuanya omong kosong alias statemen atau penegasan kemunafikan," tandasnya mengakhiri komentarnya. (KS-An)
COMMENTS